Genderang untuk adakan pemilihan walikota kurang dua tahun lagi, tetapi banyak pihak yang ingin mencalon dirinya sebagai nomor 1 Walikota Tegal sudah unjug gigi. Baik yang diusung oleh masyarakat Kota Tegal sendiri atau sudah mulai ancang-ancang dengan foto selfi dengan pasangan masing-masing (wakilnya).
Begitu juga dengan calon yang lain seperti Habib Ali Zaenal Abidin yang dulunya pernah menjabat wakil Walikota zaman bapak Ikmal, juga maju menjadi calon Walikota Tegal.
Hasrat dan ambisi untuk menjadi nomor 1 memang hak warga negara, mungkin mereka mempunyai niatan yang positif untuk memajukan atau menstabilkan Kota Tegal ini, mungkin yang berlatar belakang pendidikan, akan membangun kota Tegal ini menjadi pusat pendidikan, apalagi di Tegal ini belum berdiri Universitas Negeri, bagi yang berlatar belakang agamawan atau religius, tentu akan memajukan secara religius misalnya religius dibidang pendidikan contohnya murid/siswanya mengenakan jilbab bagi sekolah muslim, atau yang berlatar belakang militer kadang sulit ditebak, dan bagi yang berlatar belakang pengusaha tentu akan menjadi pengusaha apa saja yang ada di Kota Tegal akan dijadikan keuntungan tersendiri bagi diri sendiri. Entah bagaimana, apa yang akan dilakukan oleh calon-calon pemimpin Walikota Tegal mendatang. Mungkin keinginan warga lokal yang hakiki masalah pelayanan publik seperti pembuatan e-KTP, yang sampai hari ini masih menjadi kendala, alasanya adalah blangkonya habis, atau karena korupsi. (sungguh jahat korupsi ini). Kita tunggu tahun 2018 dimana ada pesta demokrasi yang serentak.
Begitu juga dengan calon yang lain seperti Habib Ali Zaenal Abidin yang dulunya pernah menjabat wakil Walikota zaman bapak Ikmal, juga maju menjadi calon Walikota Tegal.
Hasrat dan ambisi untuk menjadi nomor 1 memang hak warga negara, mungkin mereka mempunyai niatan yang positif untuk memajukan atau menstabilkan Kota Tegal ini, mungkin yang berlatar belakang pendidikan, akan membangun kota Tegal ini menjadi pusat pendidikan, apalagi di Tegal ini belum berdiri Universitas Negeri, bagi yang berlatar belakang agamawan atau religius, tentu akan memajukan secara religius misalnya religius dibidang pendidikan contohnya murid/siswanya mengenakan jilbab bagi sekolah muslim, atau yang berlatar belakang militer kadang sulit ditebak, dan bagi yang berlatar belakang pengusaha tentu akan menjadi pengusaha apa saja yang ada di Kota Tegal akan dijadikan keuntungan tersendiri bagi diri sendiri. Entah bagaimana, apa yang akan dilakukan oleh calon-calon pemimpin Walikota Tegal mendatang. Mungkin keinginan warga lokal yang hakiki masalah pelayanan publik seperti pembuatan e-KTP, yang sampai hari ini masih menjadi kendala, alasanya adalah blangkonya habis, atau karena korupsi. (sungguh jahat korupsi ini). Kita tunggu tahun 2018 dimana ada pesta demokrasi yang serentak.
December 27, 2016
Tags :
informasi
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments